tawazun

Tawazun menurut bahasa berarti keseimbangan atau seimbang sedangkan menurut istilah tawazun merupakan suatu sikap seseorang untuk memilih titik yang seimbang atau adil dalam menghadapi suatu persoalan. Persoalan-persoalan yang tidak seimbang tersebut yakni sebagai berikut. Dalam kehidupan terdapat suatu kejadian dimana seseorang hanya mementingkan urusan dunianya saja atau berprinsip hidupnya hanyalah untuk mencari kesenangan semata, dan hal ini dia wujudkan dalam aktivitasnya sehari-hari dan dalam pergaulannya, seperti merokok, minuman keras, berjudi, narkoba, dan semua perbuatan maksiat lainnya, atau meskipun tidak berbuat maksiat dia memenuhi kebutuhan secara berlebihan, seperti makan dan tidur dengan berlebih-lebihan atau bermalasan-malasan fenomena yang seperti ini merupakan suatu kecendrungan terus-menerus terhadap hal yang negatif. Sedang kecenderungan yang terus-menerus terhadap hal positif, dapat diumpamakan sebagai berikut, seseorang yang terus-menerus melakukan ibadah dengan cara mengurung diri, serta tak memperdulikan lingkungan sosial sekitar. Masih banyak contoh-contoh yang lain yang tidak dapat dikemukakan secara satu-persatu.

berbakti kepada orang tua

“Birrul walidaini” yaitu ihsan atau berbuat baik dan bakti kepada orang tua dengan memenuhi hak-hak kedua orang tua serta menaati perintah keduanya selama tidak melanggar syariat. Hukum bakti kepada orang tua wajib ‘ainiy (mutlak) sedangkan durhaka kepada keduanya haram.

Perlu ditegaskan kembali, bahwa birrul waalidain (berbakti kepada kedua orang tua), lebih dari sekadar berbuat ihsan (baik) kepada keduanya. Namun birrul walidain memiliki nilai-nilai tambah yang semakin ‘melejitkan’ makna kebaikan tersebut, sehingga menjadi sebuah ‘bakti’. Dan sekali lagi, bakti itu sendiripun bukanlah balasan yang setara untuk dapat mengimbangi kebaikan orang tua. Namun setidaknya, sudah dapat menggolongkan pelakunya sebagai orang yang bersyukur.

Imam An-Nawaawi menjelaskan, “Arti birrul waalidain yaitu berbuat baik terhadap kedua orang tua, bersikap baik kepada keduanya, melakukan berbagai hal yang dapat membuat mereka bergembira, serta berbuat baik kepada teman-teman mereka.”

niat, ikhlas dan syukur

niat adalah berdoa kepada allah dan serahkan segalanya kepada allah untuk mengawali segala sesuatu agar semua nya menjadi bermanfaat dan mendapatkan berkah dari allah swt.

ikhlas adalah segala sesuatu yang telah kita niatkan dari awal dan rela dalam melakukan sesuatu tanpa meminta imbalan rasa pamrih terhadap siapapun.

syukur adalah rasa berterima kasih kita kepada allah karena a;\llah sudah memberi kita apa nyang sesuai dengan kita. kita harus mensyukuri sesuatu yang telah diberikan kepada allah karena nantinya akan mendapatkan keberkahan di akhirnya,

Agar kita selalu menjadi orang yang ikhlas, bersyukur, dan tidak sering mengeluh dalam setiap keadaan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan.
1.    Ingatlah segala kenikmatan yang Allah sudah berikan kepada kita;
2.    Lakukan segala kewajiban hanya karena dan untuk menggapai ridha-Nya,  bukan karena sesuatu, bukan karena takut atasan, atau untuk dipuji oleh orang lain;
3.    Selalu melihat pada orang-orang yang lebih menderita dan kurang beruntung dari kita;
4.    Mengakui dalam hati bahwa nikmat yang kita terima adalah dari Allah dan akan kembali kepada-Nya;
5.    Selalu mengikuti kajian keagamaan, bisa melalui televisi, radio, atau pengajian-pengajian.
Insya Allah, jika ikhlas dan syukur sudah tertanam dalam hati kita, serta tidak ada lagi kata-kata mengeluh, tidak akan ada lagi kesedihan dan penderitaan yang menimpa diri kita. Wallahu a’lam.